Gagal berpisah kromosom (non-disjunction) pada proses spermatogenesis pada manusia dapat menyebabkan terjadinya perubahan jumlah kromosom. Kegagalan berpisah ini dapat terjadi pada meiosis I maupun meiosis II. Tentukan pernyataan berikut benar (B) atau salah (S) berkaitan kegagalan berpisah kromosom pada proses spermatogenesis.
1.
Gagal berpisah kromosom (non-disjunction) pada proses spermatogenesis pada manusia dapat
menyebabkan terjadinya perubahan jumlah kromosom. Kegagalan berpisah ini dapat
terjadi pada meiosis I maupun meiosis II. Tentukan pernyataan berikut benar (B)
atau salah (S) berkaitan kegagalan berpisah kromosom pada proses
spermatogenesis.
A.
Kegagalan berpisah kromosom seks pada spermatogenesis
menyebabkan terjadinya fenomena aneuploidi.
B.
Jika terjadi gagal berpisah kromosom seks pada meiosis
I, maka sperma kemungkinan bergenotipe XX, YY, atau tidak memiliki seks
kromosom sama sekali.
C.
Jika terjadi gagal berpisah kromosom seks pada meiosis
II, maka sperma kemungkinan bergenotipe XY atau tidak memiliki seks kromosom
sama sekali.
D.
Anak laki-laki yang dihasilkan dari fertilisasi ovum
normal oleh sperma hasil gagal berpisah pada meiosis I akan mengalami kelainan
genetik berupa pembesaran payudara dan berkurangnya rambut tubuh.
JAWAB :
[A] adalah BENAR
[B] adalah SALAH
[C] adalah SALAH
[D] adalah BENAR
yang betul mana sih
ReplyDelete